Pelanggaran HAM di Sirkus OCI, Taman Safari Indonesia Akan Dipanggil Kementerian HAM

Silvia Nur Chairina

17 April 2025

Update
Gambar dari Tempo.com
Gambar dari Tempo.com

Sekawan, baru-baru ini, sejumlah mantan pekerja sirkus dari Oriental Circus Indonesia (OCI) melaporkan dugaan eksploitasi dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) ke Kementerian HAM. Laporan ini melibatkan Taman Safari Indonesia yang dikaitkan dengan pengelolaan OCI. Cerita ini bukan kejadian baru, tapi sudah berlangsung sejak tahun 1970-an dan sempat mencuat pada tahun 1997.

Mantan pemain sirkus tersebut menceritakan pengalaman pilu mereka selama bekerja di OCI. Mereka mengaku mengalami penyiksaan yang parah, mulai dari dipukul, disetrum, dipaksa bekerja dalam kondisi sakit, sampai dipisahkan dari anak mereka setelah melahirkan. Ada juga yang bahkan dipaksa makan kotoran hewan. Salah satu korban, Butet, menceritakan pernah dirantai dengan rantai gajah yang besar, bahkan sampai dijulurkan kotoran gajah ke dalam kandang.

Korban lainnya, Fifi, yang baru menyadari bahwa ibunya adalah Butet setelah dewasa, mengungkapkan pengalamannya disetrum dan dipasung selama dua minggu. Cerita mereka pun mengundang air mata, karena kekerasan yang mereka alami bukan hanya fisik, tetapi juga emosional. Ada lagi Ida Yani, yang mengalami kecelakaan parah saat bekerja, jatuh dari ketinggian 15 meter saat atraksi di Lampung hingga menyebabkan kelumpuhan permanen.

Menteri Wakil HAM, Mugiyanto, saat mendengar cerita-cerita itu, langsung menyatakan bahwa kementeriannya akan segera memanggil pihak Taman Safari Indonesia untuk memberikan penjelasan terkait laporan ini. Mugiyanto menyebutkan bahwa pemanggilan ini akan dilakukan dalam waktu dekat. Ia juga menyatakan bahwa ini adalah upaya untuk mencegah kejadian serupa di masa depan, karena praktik semacam ini sangat mungkin terulang jika tidak ada tindakan konkret.

Pendamping korban, Muhammad Soleh, meminta pemerintah untuk membentuk tim pencarian fakta yang terdiri dari beberapa kementerian untuk menelusuri lebih dalam kasus ini. Ia berharap agar Kementerian HAM dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dapat terlibat dalam penyelidikan kasus ini lebih lanjut.

Sejak laporan ini mencuat, pihak Taman Safari Indonesia sudah memberikan klarifikasi terkait tuduhan tersebut. Mereka membantah keterlibatan langsung dalam kejadian ini, menyatakan bahwa permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia secara kelembagaan. Finky Santika Nh, Head of Media and Digital Taman Safari Indonesia Group, menegaskan, “Taman Safari Indonesia Group sebagai perusahaan ingin menegaskan bahwa kami tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan ex pemain sirkus yang disebutkan.” Ia juga menambahkan bahwa Taman Safari Indonesia berdiri sebagai badan usaha berbadan hukum yang independen, dan tidak terafiliasi dengan pihak yang dimaksud.

Lebih lanjut, Finky mengatakan bahwa meski dalam forum audiensi tersebut terdapat penyebutan nama individu, hal tersebut dianggapnya sebagai urusan pribadi yang tidak bisa dikaitkan dengan Taman Safari Indonesia secara kelembagaan. Ia juga berharap agar nama dan reputasi Taman Safari Indonesia Group tidak disangkutpautkan dalam masalah ini, terutama tanpa bukti yang jelas yang bisa berimplikasi pada tanggung jawab hukum. Taman Safari Indonesia juga menegaskan komitmennya dalam Good Corporate Governance (GCG), kepatuhan hukum, dan etika bisnis selama lebih dari 40 tahun, serta fokus pada konservasi, edukasi, dan pelayanan kepada masyarakat.

Taman Safari Indonesia mengajak masyarakat untuk bersikap bijak dalam menyikapi informasi yang beredar di ruang digital dan tidak mudah terpengaruh oleh konten yang tidak memiliki dasar fakta yang jelas.

Sekawan, kasus ini memang jadi sorotan dan menyentuh banyak hati. Tindak kekerasan yang dialami para korban ini tidak hanya memengaruhi mereka secara fisik, tapi juga menghancurkan emosi mereka. Sekarang, yang kita harapkan adalah penyelesaian yang adil untuk para korban, dan supaya kejadian-kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Semoga pihak-pihak terkait bisa memberikan jawaban dan bertindak sesuai dengan hak asasi manusia yang memang harus dihormati dan dilindungi.


Taman Safari Indonesia, OCI sirkus, eksploitasi pekerja sirkus, pelanggaran HAM sirkus, Taman Safari Indonesia klarifikasi, laporan HAM Taman Safari, pekerja sirkus Indonesia, pelanggaran HAM OCI, Taman Safari Indonesia 2025, hak asasi manusia Indonesia, Taman Safari Indonesia tuntutan, eksploitasi anak sirkus, mantan pekerja sirkus OCI, hak anak di sirkus, kekerasan di sirkus, pemanggilan Taman Safari Indonesia, kasus sirkus OCI, laporan eksploitasi OCI, kasus pelanggaran HAM sirkus, korban pekerja sirkus, Taman Safari Indonesia pengelolaan sirkus, Taman Safari Indonesia dugaan eksploitasi